Taktik Pivot Poin Dengan Price Action

Salah satunya rintangan paling berat untuk trader ialah mendapati harga entry yang baik untuk masuk ke pasar. Untuk ini, alat tolong (tools) yang dapat dipakai untuk mendapati tingkat entry yang baik ialah pivot poin. Artikel ini akan membahas apakah itu pivot poin dan bagaimanakah cara memakainya untuk mendapati harga entry saat trading forex.

Apakah itu Pivot Poin?

Pivot poin memvisualisasikan tingkat harga yang dipakai oleh beberapa floor trader untuk tentukan arah gerakan atau tingkat harga yang mempunyai potensi sebagai dukungan/resistance. Pivot poin awalannya dibuat oleh floor trader untuk mengidentifikasi tingkat kunci dukungan dan resistance berdasar harga paling tinggi (high), harga paling rendah (low) dan harga penutupan (close). Pivot poin jadi terkenal saat beberapa floor trader ini mulai memakainya.

Pivot poin ialah tingkat harga yang memperlihatkan tempat kekuatan harga akan kembali atau reversal. Pivot poin terhitung tanda yang tepat, karena mayoritas trader memantau atau memerhatikan tingkat pivot. Banyak trader periode pendek seperti intraday trader atau daytrader memakai pivot poin sebagai referensi trading.

Saat trading dengan pivot poin, ketentuannya nyaris seperti saat memakai dukungan dan resistance. Trader periode pendek akan memantau pivot poin harian karena dipandang seperti tingkat kunci atau key tingkat dalam time frame intraday.

Bagaimana Langkah Hitung Pivot Poin?

Penghitungan pivot poin standard lumayan gampang. Perhitungannya cuman memerlukan tiga hal, yakni harga penutupan (close price), harga paling tinggi (high) dan harga paling rendah (low).

Pertama kali, kita hitung dahulu pivot poin (PP). Rumusnya ialah seperti berikut:

Pivot poin (PP) = (harga paling tinggi + harga paling rendah + harga penutupan) / 3 atau (H + L + C) / 3

Sesudah mendapatkah harga pivot (PP), seterusnya hitung pivot poin atas sebagai resisten (R) dan pivot poin bawah (S) sebagai dukungan. Perincian rumus untuk S1, S2, S3, R1, R2 dan R3 seperti berikut:

R3 = Harga paling tinggi + 2 x (PP – harga paling rendah)
R2 = PP + (harga paling tinggi – harga paling rendah)
R1 = (2 x PP) – harga paling rendah

S1 = (2 x PP) – harga paling tinggi
S2 = PP – (harga paling tinggi – harga paling rendah)
S3 = harga paling rendah – 2 x (harga paling tinggi – PP)

Tipe Pivot Poin

Ada lima (5) tipe pivot poin, yakni Pivot Poin Standard, Pivot Poin Woodie, Pivot Poin Camarilla, Pivot Poin Demark, dan Pivot Poin Fibonacci. Salah satunya, type standard ialah yang terpopuler dan sering dipakai oleh beberapa trader. Tetapi, tidak ada kelirunya kita mengenali ke-5 tipe pivot poin itu.

Pivot Poin Standard

Sama seperti yang telah diterangkan di atas, pivot poin standard ini ialah tipe pivot poin yang dipakai oleh floor trader. Harga pivot poin (PP) memvisualisasikan nilai kesetimbangan di antara konsumen (buyer) dan penjual (seller) intraday, sekalian sebagai harga yang umumnya terjadi dengan volume besar. Argumennya karena floor trader memakai PP sebagai tingkat khusus harian dan umumnya order yang berada di pasar ditempatkan antara PP dan tingkat pertama (S1 dan R1).

Argumen khusus mengapa pivot poin bekerja yang baik di diagram harga ialah karena banyak trader yang memakai tingkat itu sebagai dukungan dan resistance, hingga bisa lakukan trading saat sentuh tingkat itu.

Pivot Poin Woodie

Pivot Poin Woodie memberinya tambahan berat tertentu ke harga penutupan paling akhir (previouse close price). Keterangan dibalik pemakaian pivot poin tipe ini ialah bukti jika umumnya trader yakini bawah harga paling tinggi (high) dan harga paling rendah (low) harian sebagai deskripsi emosi dari pasar, sedang harga pembukaan dan penutupan lebih pas sebagai perwakilan sentimen pasar.

Rumus pivot poin woodie:

Pivot poin (PP) = (harga paling tinggi + harga paling rendah + 2 x harga penutupan) / 4

R3 = Harga paling tinggi + 2 x (PP – harga paling rendah)
R2 = PP + (harga paling tinggi – harga paling rendah)
R1 = (2 x PP) – harga paling rendah

S1 = (2 x PP) – harga paling tinggi
S2 = PP – (harga paling tinggi – harga paling rendah)
S3 = harga paling rendah – 2 x (harga paling tinggi – PP)

Maka yang membandingkan penghitungan Pivot Poin Standard dengan Pivot Poin Woodie ialah ada pengalian dua dari harga penutupan untuk tentukan nilai pivot point-nya.

Pivot Poin Camarilla

Pivot Poin Camarilla diperkembangkan di tahun 1989 oleh Nick Stott. Nilai pivot poin (PP) dihitung memakai rumus yang serupa seperti pivot poin standard, tapi nilai tingkat dukungan dan resistance dihitung memakai besaran pengali tertentu. Ide khusus sistem ini ialah dengan alami gerakan harga akan condong kembali lagi ke tingkat reratanya atau dalam masalah ini, harga penutupan hari kemarin.

Ada 8 tingkat yang dipakai dalam pivot poin tipe ini, yakni 4 tingkat resistance (R1, R2, R3, R4) dan 4 tingkat dukungan (S1, S2, S3, S4). Rumus Pivot Poin Camarilla:

Pivot poin (PP) = (harga paling tinggi + harga paling rendah + harga penutupan) / 3 atau (H + L + C) / 3

R4 = harga penutupan + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.5000)
R3 = harga penutupan + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.2500)
R2 = harga penutupan + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.1666)
R1 = harga penutupan + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.0833)

S1 = harga penutupan – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.0833)
S2 = harga penutupan – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.1666)
S3 = harga penutupan – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.2500)
S4 = harga penutupan – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.5000)

Pivot Poin Demark

Pivot Poin Demark dikenalkan pertama kalinya oleh Tom Demark. Pivot poin tipe ini benar-benar berlainan dengan tipe pivot poin yang lain dan cuman memiliki satu tingkat dukungan dan resistance, yakni S1 dan R1. Pivot poin ini memiliki keadaan alami di antara harga pembukaan (open price) dan harga penutupan (close price). Demark memakai angka X untuk hitung tingkat resistance atas dan tingkat dukungan bawah.

Rumus Pivot Poin Demark:

Bila harga penutupan > harga pembukaan, karena itu nilai X = (2 x harga paling tinggi) + harga paling rendah + harga penutupan.
Bila harga penutupan < harga pembukaan, karena itu nilai X = harga paling tinggi+ (2 x harga paling tinggi) + harga penutupan.
Bila harga penutupan = harga pembukaan, karena itu nilai X = harga paling tinggi + harga paling rendah + (2 x harga penutupan).

Pivot poin = X / 4
R1 = X / 2 – harga paling rendah
S1 = X /2 – harga paling tinggi

 

Pivot Poin Fibonacci

Pivot Poin Fibonacci memakai rumus yang serupa seperti Pivot Poin Standard. Bedanya berada pada penetapan nilai dukungan dan resistance yang dihitung memakai tingkat retracement dan tingkat perpanjangan dari bentang gerakan harga pada sesion awalnya. Rumus Pivot Poin Fibonacci:

Pivot poin (PP) = (harga paling tinggi + harga paling rendah + harga penutupan) / 3 atau (H + L + C) / 3

R3 = PP + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.000)
R2 = PP + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 0.618)
R1 = PP + ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 0.382)

S1 = PP – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 0.382)
S2 = PP – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 0.618)
S3 = PP – ((harga paling tinggi – harga paling rendah) x 1.000)

Langkah Membaca Pivot Poin

Pivot poin sebagai salah satunya tanda leading dan menjadi referensi trader untuk entry pasar. Pada umumnya, pembacaan pivot poin ialah seperti berikut:

  • Bila harga di bawah pivot, karena itu sentimen dipandang bearish.
  • Bila harga di atas pivot, karena itu sentimen dipandang bullish
  • Bila harga turun di bawah pivot, sasaran pertama ialah S1. Bila harga sukses turun di bawah S1, karena itu sasaran selanjutnya ialah S2. Bila harga sukses turun di bawah S2, karena itu sasaran selanjutnya ialah S3.
  • Bila harga naik di atas pivot, karena itu sasaran pertama ialah R1. Bila harga sukses naik di atas R1, karena itu sasaran selanjutnya
  • ialah R2. Bila harga sukses naik di atas R2, karena itu sasaran selanjutnya ialah R3.

Menambah Pivot Poin pada Diagram untuk Trading

Anda dapat menambah pivot poin ke diagram memakai empat (4) langkah, yakni hitung manual, memakai kalkulator pivot poin, ambil dari web yang sediakan tabel nilai pivot poin secara up-date, atau memakai tanda pivot poin. Berikut penuturannya:

Langkah Manual

Anda bisa hitung 7 tingkat pivot poin di atas dengan manual, selanjutnya menambahnya ke diagram. Ketujuh tingkat ini mencakup 1 tingkat tengah sebagai pivot poin (PP), 3 tingkat sebagai resistance (R1, R2, dan R3) dan 3 tingkat sebagai dukungan ( S1, S2, dan S3). Penghitungan nilai pivot dan tingkat dukungan dan resistennya dapat disaksikan di atas.

Kalkulator Pivot Poin

Ada beberapa kalkulator pivot poin yang ada di internet sekarang ini, satu diantaranya sama seperti yang tampil berikut ini:

Anda cukup masukkan tiga angka ke kalkulator, yakni harga paling tinggi (high), harga paling rendah (low) dan harga penutupan (close) dari hari perdagangan awalnya. Click Kalkulasi, selanjutnya kalkulator akan hitung automatis nilai ke-7 tingkat pivot poin ini hari. Sesudah level-level itu ada, Anda tinggal menandainya pada diagram. Disamping itu, Anda bisa juga menukar tipe pivotnya ke tipe yang lain seperti Woodie, Camarilla, atau De Mark.

Tabel Pivot Poin

Sekarang ini, Anda tak perlu capek-capek kembali hitung nilai pivot poin. Telah banyak web yang sediakan nilai pivot poin untuk bermacam pair forex yang di-update secara periodik. Satu diantaranya ialah Inbizia yang tampilkan pivot poin (standard) dari 3 time frame, yakni 4 jam (H4), harian (Daily) dan mingguan (Weekly), komplet ada untuk 28 pasangan mata uang (pair). Silahkan saksikan pada link di bawah ini.

Langkah Trading Pivot Poin Dipadankan dengan Price Action

Memadankan taktik trading pivot poin dengan price action cukuplah sederhana. Trading pivot poin dapat memakai skenario breakout atau reversal (bounce). Ini kali, saya akan beri contoh langkah trading untuk skenario reversal (bounce).

Pertama, tetapkan dahulu sentimen harga.

  • Bila harga di bawah pivot, karena itu sentimen dipandang bearish. Sentimen bearish karena itu status yang bakal diambil ialah sell.
  • Bila harga di atas pivot, karena itu sentimen dipandang bullish. Sentimen bullish karena itu status yang bakal diambil ialah buy.

Ke-2 , tetapkan signal entry.

Sebagai contoh, kita memakai signal reversal berbentuk pin bar untuk masuk pasar . Maka saat harga membuat signal entry saat ketahan pada tingkat pivot atau dukungan/resistance, karena itu status entry dapat diambil. Anda bisa juga memakai signal yang lain seperti skema engulfing atau inside bar.

Ke-3 , tetapkan skenario entry dan keluar.

  • Bila harga ketahan di bawah pivot poin (PP) dan ditutup pada tingkat itu, karena itu status sell dapat diambil dengan setop loss (SL) beberapa point di atas PP dan take keuntungan (TP) disekitaran harga S1.
  • Bila harga bergerak terus turun dan tembus S1, Anda dapat mengalihkan SL beberapa point di atas S1 dan sasaran keuntungan selanjutnya pada S2. Umumnya, S2 ialah tingkat paling rendah dari gerakan mata uang harian, jadi dianjurkan untuk tutup transaksi bisnis pada tingkat ini.
  • Bila harga ketahan di atas PP dan ditutup pada tingkat itu, karena itu status buy dapat diambil dengan SL beberapa point di bawah PP dan TP sekitaran harga R1.

Bila harga terus naik dan tembus R1, Anda dapat mengalihkan SL ke bawah R1 dan sasaran keuntungan selanjutnya ke tingkat R2.
Mudah-mudahan artikel ini dapat berguna untuk rekan-rekan yang ingin pelajari taktik pivot poin untuk trading. Untuk yang tertarik pelajari taktik lain, dapat bertandang ke pusat info trading forex di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *